Pertama-tama mari kita
baca kitab Kejadian 1:1-5.
1 Pada mulanya Allah
menciptakan langit dan bumi.
2 Bumi belum berbentuk
dan kosong; gelap gulita menutupi samudera raya, dan Roh Allah melayang-layang
di atas permukaan air.
3 Berfirmanlah Allah:
“Jadilah terang.” Lalu terang itu jadi.
4 Allah melihat bahwa terang
itu baik, lalu dipisahkan-Nyalah terang itu dari gelap.
5 Dan Allah menamai
terang itu siang, dan gelap itu malam. Jadilah petang dan jadilah pagi, itulah
hari pertama.
Pada hari penciptaan
yang pertama, Allah menciptakan langit dan bumi. Karena bumi itu masih belum
berbentuk, kosong, dan dalam keadaan gelap gulita, Allah berfirman, “Jadilah
terang.”, maka terang itu jadi. Allah melihat bahwa terang itu baik, kemudian
Ia memisahkan terang itu dari gelap. Oleh karena itu, terang identik dengan
kata “baik”, gelap dan terang tidak akan mungkin bersatu, dan gelap hanyalah
merupakan ketiadaan dari terang tersebut. Lalu Allah memberikan nama kepada
terang itu siang dan gelap itu malam. Jadilah petang dan jadilah pagi yang kita
kenal sampai saat ini.
“Mata adalah pelita
tubuh. Jika matamu baik, teranglah seluruh tubuhmu; jika matamu jahat, gelaplah
seluruh tubuhmu. Jadi jika terang yang ada padamu gelap, betapa gelapnya
kegelapan itu.” Matius 6:22&23
Apakah yang terlintas
di pikiran kamu ketika membaca ayat itu? Di dalam ayat itu terdapat kata “mata”
dan dikatakan bahwa mata adalah pelita tubuh. Tahukah bahwa
kedua ayat tersebut berada dalam perikop yang berjudul “Hal mengumpulkan
harta”?
Mata merupakan salah
satu organ tubuh yang kita miliki yang berfungsi sebagai indera penglihatan.
Dengan mata yang baik, kita mampu melihat suatu objek dengan jelas dan
membedakan suatu warna, terang dan gelap. Kembali kepada kedua ayat tersebut,
ada mata yang baik dan yang jahat. Perbedaan dari mata yang baik dan yang jahat
bergantung dengan apa yang dilihatnya. Di dalam perikop ini, “Hal mengumpulkan
harta”, kita dapat berasumsi bahwa mata yang jahat adalah “mata duitan”. Orang
yang mempunyai label mata duitan akan lebih dikenal sebagai seseorang yang
cinta uang dan setiap usahanya hanyalah mengejar uang, harta, dan keuntungan
sebanyak-banyaknya. Seandainya kedua ayat tersebut berada dalam perikop dengan
tema perzinahan, mungkin kita akan berpikir mata yang jahat itu adalah mata
yang sering melihat hal-hal yang berkaitan dengan pornografi.
Jika matamu jahat,
gelaplah seluruh tubuhmu dan jika terang yang ada padamu menjadi gelap, betapa
gelapnya kegelapan itu. Jika kita mata duitan atau cinta akan uang, tentu kita
akan selalu berusaha untuk mendapatkan atau mengejar harta dan uang tersebut
sebanyak-banyaknya untuk memenuhi hal-hal kedagingan kita saja, meskipun
mungkin dengan cara yang tidak sepatutnya, seperti korupsi. Kita dapat
disamakan seperti orang buta yang tidak mampu melihat, namun bedanya kita buta
di hati kita. Ketika hati kita sudah buta, kita tidak akan melihat terang pada
diri kita, bahkan hanyalah kegelapan yang menguasai hati dan perasaan kita. Mata
adalah pelita tubuh dan jika matamu baik, teranglah seluruh tubuhmu. Sangat
jelas, apabila kita mempunyai mata yang sehat, pastinya kita dapat melihat
suatu objek dengan baik, tidak samar-samar, dan dapat membedakan mana yang
gelap dan terang itu. Tentunya kita dapat melihat tubuh kita masing-masing
dengan jelas bukan.
Cinta uang merupakan
salah satu “kegelapan” yang mungkin masih kita miliki sampai saat ini.
Bertobatlah segera, mohon pengampunan kepada Tuhan, dan jadilah seorang yang
cinta Tuhan, bukan cinta uang lagi. Harta di bumi tidaklah kekal, oleh karena
itu kumpulkanlah bagimu harta di sorga, sebab harta di sorga tidak akan ada
pencuri yang dapat mencurinya maupun ngengat dan karat untuk merusakkannya.
Tuhan memberkati.
No comments:
Post a Comment