Wednesday, April 30, 2014

BELAJAR HAL KECIL DARI GADIS KECIL, HATTIE MAY WIATT

Dua kata yang ada dalam benak saya saat mengetahui kisah dari gadis kecil yang bernama Hattie May Wiatt, yang biasa dipanggil dengan sebutan Hattie, yaitu 'SANGAT MENGINSPIRASI'. Mau tahu kisahnya dan apa saja yang bisa kita pelajari dari Hattie? Yuk kita simak kisahnya berikut ini sambil minum kopi atau teh. :D


”Berawal dari 57 sen”
 
       Kisah nyata ini terjadi pada akhir tahun 1800-an di Philadelphia. Seorang gadis kecil yang bernama Hattie May Wiatt berdiri terisak di dekat pintu masuk sebuah gereja yang tidak terlalu besar, ia tidak diperkenankan masuk ke gereja tersebut karena “sudah terlalu penuh”. Pdt. Russell H. Conwell yang kebetulan lewat menanyakan mengapa ia menangis. “Saya tidak dapat ke Sekolah Minggu” jawab Hattie.

       Melihat penampilan Hattie yang acak-acakan dan tidak terurus, sang pendeta segera mengerti dan bisa menduga sebabnya ia tidak disambut masuk ke Sekolah Minggu. Segera dituntunnya Hattie masuk ke ruangan Sekolah Minggu dan ia mencarikan tempat duduk yang masih kosong untuk Hattie. Hattie bersama kedua orang tuanya tinggal di daerah kumuh karena mereka tergolong keluarga miskin. Hattie begitu tergugah perasaannya, sehingga sebelum tidur di malam itu ia sempat memikirkan anak-anak lain yang senasib dengan dirinya, yang tidak mempunyai kesempatan untuk ikut Sekolah Minggu.
57cent.jpg
Ketika ia menceritakan pengalamannya itu kepada orang tuanya, sang ibu menghiburnya bahwa dia masih beruntung mendapatkan pertolongan dari bapak pendeta yang baik hati. Sejak saat itu, Hattie bersahabat dengan Pdt. Conwell.

         Dua tahun kemudian Hattie meninggal. Orang tuanya meminta bantuan Pdt. Conwell untuk memimpin acara pemakaman yang sangat sederhana. Saat pemakaman selesai dan tempat tidur Hattie dirapikan, ditemukan sebuah dompet usang, kumal dan sudah sobek di beberapa bagian. Di dalam dompet tersebut terdapat uang receh sebesar 57 sen dan secarik kertas tulisan tangan Hattie yang isinya sebagai berikut: “Uang ini untuk membantu pembangunan gereja kecil agar gereja tersebut bisa diperluas sehingga lebih banyak anak bisa menghadiri Sekolah Minggu.” Rupanya selama 2 tahun, semenjak ia tidak diperbolehkan masuk gereja itu, Hattie telah mengumpulkan dan menabung hingga terkumpul 57 sen untuk maksud yang sangat mulia itu.

        Ketika Pdt. Conwell membaca catatan kecil ini, matanya sembab dan ia sadar apa yang harus diperbuatnya. Dengan berbekal dompet tua dan catatan kecil ini, Pdt. Conwell segera memotivasi para pengurus dan jemaat gerejanya untuk meneruskan maksud mulia Hattie untuk memperbesar bangunan gereja. Namun, ceritanya tidak berakhir sampai di sini. Sebuah perusahaan koran yang besar mengetahui berita ini dan mempublikasikannya. Akhirnya, ada seorang Pengembang membaca berita ini dan ia segera menawarkan suatu lokasi di dekat gereja kecil itu, namun para pengurus gereja menyatakan bahwa mereka tidak mungkin sanggup membayar lokasi sebesar dan sebaik itu. Para anggota jemaat pun dengan sukarela memberikan donasi, bola salju yang dimulai oleh seorang gadis kecil miskin ini pun terus bergulir dan dalam 5 tahun telah berhasil mengumpulkan dana sebesar 250.000 dollar, suatu jumlah yang fantastik pada saat itu karena dapat dipakai untuk membeli emas seberat 1 ton.

         Semangat, kasih dan ketulusan hati Hattie ternyata membawa dampak yang luar biasa. Berawal dari 57 sen itu, kini di Philadelphia telah berdiri Temple Baptist Church sebuah gereja dengan kapasitas duduk untuk 3300 orang, Temple University tempat ribuan mahasiswa sedang belajar, Good Samaritan Hospital dan sebuah bangunan khusus untuk Sekolah Minggu dengan ratusan pengajar, semuanya itu untuk memastikan agar jangan sampai ada satu anak pun yang tidak mendapat tempat di Sekolah Minggu. Di dalam salah satu ruangan bangunan ini, tampak terlihat foto Hattie dengan tabungannya sebesar 57 sen yang telah membuat sejarah. Di sampingnya terdapat foto Pdt. Conwell, seorang pendeta yang telah mengulurkan tangannya kepada Hattie, si gadis kecil yang miskin itu.



Pendeta.jpg

(Sumber : http://library.temple.edu/collections/special_collections/hattie.jsp)

Nah bagaimana? Apakah kisah Hattie menginspirasi kita semua? Share apa yang kita dapatkan di kolom komentar ya. :)

Tuesday, April 29, 2014

HIDUPKU INI...

jujur aku sendiri merasakan sepi
tidak tahu di mana hatiku bertepi
semu yang hanya terlihat oleh hati
hingga sendiri muncul harapan duniawi

apa yang telah terjadi padaku ini
harapan pun telah menjadi sunyi
tak ada seorang yang mampu mengerti
besar kecil hal yang aku ingini

merasakan dingin bahkan dalam emosi
hanya diam walau kulit tertusuk duri
sakitnya pun tak terasa di ujung hati
hampa dan gelap hingga tak tahu mati

namun, aku tersadar dalam sebuah mimpi
memandangi satu cahaya suci
berkata-kata seolah aku mengerti
berikan aku sebuah harapan pasti

senyum yang pudar kini bersemi
oh Tuhan apakah Engkau ini
terlihat begitu indah, begitu damai
terpesona diriku untuk mengakui

terima kasih Engkau setia memberkati
ujung rambutku bahkan sampai ke ujung kaki
bertemu dengan Engkau rupa suatu misteri
yang tetap akan aku indahkan sampai saat ini

Monday, April 28, 2014

REVIEW: KHOTBAH PASKAH MINGGU 27 APRIL 2014

Tema: The Glorious Sacrifice
Pengkhotbah: Joseph P.

“Akan tetapi Allah menunjukkan kasih-Nya kepada kita, oleh karena Kristus telah mati untuk kita, ketika kita masih berdosa.” (Roma 5:8)
Apabila Kristus tidak mengalami kebangkitan, maka sia-sialah semua pujian, penyembahan, bahkan kepercayaan yang kita miliki. “Dan jika Kristus tidak dibangkitkan, maka sia-sialah kepercayaan kamu dan kamu masih hidup dalam dosamu.” (1 Korintus 15:17)

“Tetapi yang benar ialah, bahwa Kristus telah dibangkitkan dari antara orang mati, sebagai yang sulung dari orang-orang yang telah meninggal. Sebab sama seperti maut datang karena satu orang manusia, demikian juga kebangkitan orang mati datang karena satu orang manusia.” (1 Korintus 15:20-21)

Oleh karena dosa yang telah dilakukan oleh seorang Adam di masa lampau, kutuk dosa telah mengalir ke darah anak-anaknya, cucu-cucunya bahkan sampai keturunannya di masa sekarang ini. Semua orang, baik dia kaya atau miskin, telah kehilangan kemuliaan-Nya. “Karena semua orang telah berbuat dosa dan telah kehilangan kemuliaan Allah” (Roma 3:23)

Upah dosa adalah maut. Maut adalah kebinasaan, suatu keadaan terpisah dari Allah. Adam yang telah berbuat dosa tidak mengalami maut secara fisik, tetapi secara rohani. Adam diusir dari taman Eden dan kehilangan kemuliaan Allah sehingga dia harus bekerja keras dan bersusah payah dalam menjalani hidupnya di dunia ini dan kita, yang merupakan keturunan Adam, berada di bawah kuasa dosa dan kutuk. 

“Jadi, saudara-saudara, kita adalah orang berhutang, tetapi bukan kepada daging, supaya hidup menurut daging. Sebab, jika kamu hidup menurut daging, kamu akan mati; tetapi jika oleh Roh kamu mematikan perbuatan-perbuatan tubuhmu, kamu akan hidup. Semua orang, yang dipimpin Roh Allah, adalah anak Allah. Sebab kamu tidak menerima roh perbudakan yang membuat kamu menjadi takut lagi, tetapi kamu telah menerima Roh yang menjadikan kamu anak Allah. Oleh Roh itu kita berseru: “ya Abba, ya Bapa!” Roh itu bersaksi bersama-sama dengan roh kita, bahwa kita adalah anak-anak Allah. Dan jika kita adalah anak, maka kita juga adalah ahli waris, maksudnya orang-orang yang berhak menerima janji-janji Allah, yang akan menerimanya bersama-sama dengan Kristus, yaitu jika kita menderita bersama-sama dengan Dia, supaya kita juga dipermuliakan bersama-sama dengan Dia.” (Roma 8:12-17)

Kristus telah menebus engkau dan saya supaya kita dapat menjadi anak-anak Allah. Anak-anak Allah adalah orang-orang yang berhak menerima setiap janji Allah. Dia hanya ingin memberkati dirimu dan saya. Mukjizat pun telah tersedia untuk kita. Kita pun berhak untuk mendapatkan kecerdasan sepuluh kali lipat dari manusia biasa seperti yang dimiliki oleh Daniel. Engkau dan saya adalah orang-orang yang akan dimuliakan oleh Allah. Allah memilih kita, Allah menentukan kita, Allah memanggil ulang kita, Allah membenarkan kita, dan Allah memuliakan kita. Dia mengubahkan kehidupan yang lama menjadi baru. Kalau pada hari ini, kita merasa takut, kita tidaklah mengenal siapa diri kita sebenarnya. Ada anak Tuhan, seperti pengemis, sangat takut mengeluarkan uang untuk diberikan, takut dalam masalah kehidupan. Ketika menjadi seseorang yang kaya, kita dapat menikmati hidup ini dengan senang hati, tetapi ketika menjadi seseorang yang miskin, lebih banyak kita menggerutu daripada mengucap syukur. Kalau kita telah mengenal siapa kita dan Tuhan yang sebenarnya, maka kita akan mendapatkan semua jawaban dari setiap akar masalah yang ada. Ketika sakit, tutup mata dan berdoa, maka kita akan disembuhkan. Ketika kekurangan, kita dapat memberi dan memberkati orang lain sehingga kita diberkati oleh Tuhan. Allah mengasihi kita dan Dia selalu memberikan yang terbaik untuk kita.

Ada satu kuasa yang tidak dapat disentuh oleh iblis. Iblis selalu berusaha untuk membuat manusia menjadi tidak mengenal siapa Allahnya, supaya iblis dapat menyentuhnya dan menguasainya dalam kuasa iblis. Melakukan dosa supaya tidak fokus, menjadi khawatir, dan merasa takut. Kuasa yang tidak dapat disentuh iblis itu adalah kuasa Kristus, kebangkitannya yang telah mengalahkan kuasa iblis, maut, dan kutuk. Ketika anak-anak Tuhan tahu bahwa Yesus telah bangkit dan menang, maka tidak ada satu pun kuasa iblis yang dapat menyentuhnya. Kutuk yang mengikat tidak bisa menyentuhnya. Ayo ceritakanlah kuasa Allah dan kemenangan-Nya atas kuasa iblis! Ada kuasa Allah dan mukjizat yang selalu tersedia untuk kita, kuasa yang tidak terbatas. Yesus selalu menyediakan jawaban ketika kita ada masalah. Dia akan selalu memberkati kita. Apabila dosa itu absolut, maka kebangkitan-Nya itu lebih absolut. Tuhan memberkati.

“Kita tahu sekarang, bahwa Allah turut bekerja dalam segala sesuatu untuk mendatangkan kebaikan bagi mereka yang mengasihi Dia, yaitu bagi mereka yang terpanggil sesuai dengan rencana Allah. Sebab semua orang yang dipilih-Nya dari semula, mereka juga ditentukan-Nya dari semula untuk menjadi serupa dengan gambaran Anak-Nya, supaya Ia, Anak-Nya itu, menjadi yang sulung di antara banyak saudara. Dan mereka yang ditentukan-Nya dari semula, mereka itu juga dipanggil-Nya. Dan mereka yang dipanggil-Nya, mereka itu juga dibenarkan-Nya. Dan mereka yang dibenarkan-Nya, mereka itu juga dimuliakan-Nya.” (Roma 8:28-30)

GAMES: ENAM KOREK API & MENARA KORAN/SEDOTAN


Enam Korek Api

Jumlah peserta: 1-3 orang (per kelompok)
Alat & bahan: 6 batang korek api
Waktu: 10 menit
Tujuan permainan: berpikir logis dan reaktif
Cara bermain:

  • Masing-masing peserta (individu atau kelompok) diberikan enam buah batang korek api.

  • Kemudian peserta diberikan instruksi; bagaimana caranya dengan enam buah batang korek api itu dapat dibuat empat buah segitiga sama sisi, dengan ketentuan batang korek api tidak boleh dipatahkan.

  • Pemenang permainan adalah peserta yang mampu menjalankan instruksi dengan benar dan waktu tercepat.

Taktik: buatlah enam buah batang korek api tersebut dalam bentuk bangun ruang tiga dimensi

Menara Koran/Sedotan

Jumlah peserta: 2-5 orang (per kelompok)
Alat & bahan: kertas koran atau sedotan
Waktu: 10-20 menit
Tujuan permainan: kerja sama dan mengembangkan daya imajinasi
Cara bermain:
  •  Masing-masing peserta diberikan kertas koran/sedotan dengan jumlah yang sama.

  • Kemudian peserta diberikan instruksi; buatlah suatu bangunan atau menara yang tinggi dari kertas koran/sedotan tersebut dengan ketentuan bangunan yang telah dibuat tadi dapat berdiri dengan kokoh.

  • Pemenang adalah peserta yang dapat membuat suatu bangunan yang lebih tinggi dan kokoh dibandingan dengan peserta lainnya dalam batas waktu yang telah ditentukan.

Taktik: bangunan yang kokoh harus mempunyai pondasi yang kuat. Apabila menggunakan kertas koran, kertas koran tersebut dapat dilipat-lipat atau diremas-remas sehingga menciptakan suatu gulungan yang padat.

TATA IBADAH PASKAH JUMAT 25 APRIL 2014 (KANTOR)


Tema: Janganlah Gelisah dan Gentar Hatimu (Yohanes 14:27)

1.       Persiapan
2.       Saat Teduh – Pujian “We Bless Your Name” (Choir)
3.       Panggilan Ibadah – Nyanyian Bersama “Mulia, Mulia Namanya”
Mulia, mulia namaNya
Bagi Yesus kemuliaan, puji, sembah
Mulia, kekuasaanNya
Memb’ri berkat bagi jemaat
Bersyukurlah
Pujilah, tinggikanlah Rajamu Yesus
Dialah selamanya Sang Raja benar
Mulia, mulia namaNya
Sang Penebus, Mahakudus, Mahabesar
4.       Votum dan Doa Pembukaan
N:  Ibadah hari ini berlangsung di dalam nama Bapa, Putera dan Roh Kudus. Masukilah ibadah ini dengan menyakini bahwa karena Kristus telah bangkit, tidak sia-sialah kepercayaan kita.
J:  Kami mengimani Kristus telah bangkit.
N: Kasih setiaNya menyertai kita sekarang dan selama-lamanya.
N+J: Amin.
5.       Persembahan Pujian “In The Name Of The Lord”
6.       Pengakuan Dosa
(Pembacaan narasi)
Jemaat menyanyikan “Kepala Yang Berdarah”
Ya Tuhan, yang Kau tanggung, yaitu salahku
Dosaku t’lah Kau gantung di kayu salibMu
Oh, kasihani daku yang harus dicela
Ampunilah hambaMu, beri anugerah
(Pembacaan narasi)
Jemaat menyanyikan “Kepala Yang Berdarah”
Gembala yang setia, terima dombaMu
Kau sumber bahagia, penuntun hidupku
SabdaMu t’lah membuka, karunia tak ter’pri
Dan nikmat dari sorga padaku Kauberi
(Pembacaan Narasi)
Jemaat menyanyikan “Kepala Yang Berdarah”
Syukur sebulat hati kub’rikan padaMu
Ya Yesus yang t’lah mati demi selamatku
Hendaklah ku terhibur dengan tuntunanMu
PadaMu kuberlindung di akhir hayatku
(Pembacaan Yohanes 3:16)
7.       Refleksi Paskah
8.       Persembahan Pujian “His Eye is On The Sparrow”
9.       Pembacaan Berita Paskah (Lukas 24:1-7)
10.   Nyanyian Bersama “Above All”
Above all powers, above all kings
Above all nature, and all created things
Above all wisdom, and all the ways of man
You were here, before the world began
Above all kingdoms, above all thrones
Above all wonders, the world has ever known
Above all wealth, and treasures of the earth
There’s no way to measure, what You’re worth
Crucified, laid behind a stone
You lived to die, rejected and alone
Like a rose, trampled on the ground
You took the fall, and thought of me
Above all
11.   Khotbah Paskah
12.   Persembahan Pujian “Come With Joyful Singing” (Choir)
13.   Persembahan
Nyanyian  Bersama “ S’bab Dia Hidup”
Anak Allah Yesus namanya
Menyembuhkan, menyucikan
Bahkan mati tebus dosaku
Kubur kosong membuktikan Dia hidup
S’bab Dia hidup ada hari esok
S’bab Dia hidup ku tak gentar
Kar’na ku tahu Dia pegang hari esok
Hidup jadi berarti s’bab Yesus hidup
14.   Doa Syafaat
N:  Ya Allah Tuhanku, tolonglah aku menyebarkan keharumanMu kemana saja aku pergi. Penuhilah jiwaku dengan semangat dan hidupMu. Resapilah dan kuasailah seluruh pribadiku sedemikian rupa, sehingga seluruh hidupku hanyalah merupakan pancaran cinta kasihMu. Bersinarlah sepenuhnya dalam diriku, berdiamlah dalam diriku sedemikian rupa, sehingga setiap jiwa yang berhubungan denganku dapat merasakan kehadiranMu dalam jiwaku. Semoga mereka tidak melihat diriku lagi, melainkan menengadah memandang Engkau sendiri, oh Tuhanku. Tinggallah selalu dalam jiwaku hingga Engkau sendiri yang memancarkan sinarMu menerangi sesamaku. Sinar itu oh Tuhan akan datang seluruhnya daripadaMu, tak satupun milikku, hanya Dikaulah saja yang memancarkan sinarMu, menembusku menerangi sekelilingku. Biarkanlah aku memujiMu dengan cara yang paling berkenan di hatiMu dengan membawa sinarMu, menerangi orang-orang di lingkunganku.
J:  Biarkanlah aku mewartakan tanpa mengkhotbahi, bukan dengan kata-kata melainkan dengan suri teladanku.
N+J:  Dengan daya yang menawan dan pengaruh lembut dari apa yang kulakukan, yang menjadi bukti nyata dari keutuhan cinta kasihku kepadaMu. Amin.
15.   Nyanyian Bersama “Kristus Bangkit Soraklah”
Kristus bangkit! Soraklah: Haleluya!
Bumi, sorga bergema: Haleluya!
Berbalasan bersyukur: Haleluya!
Muliakan Tuhanmu: Haleluya!
Hidup Raja mulia: Haleluya!
Kita s’lamat olehNya: Haleluya!
Maut, di mana jayamu? Haleluya!
Kubur, mana kuasaMu? Haleluya!
16.   Doa Persembahan, Penutup, dan Berkat
Nyanyian Bersama “Bagi Dia Segala Pujian”
Bagi Dia segala pujian hormat serta syukur kekal selamanya
Bagi Dia segala pujian hormat serta syukur
S’lama-lamanya